Senin, 02 Oktober 2017

BINTANG SEMALAM





Kulongok kembali kemeja kotak berwarna biru muda warna favoritku dan celana jeans merk  nevada yang baru kubeli di mall sepulang sekolah tadi. Senyumku merekah membayangkan betapa cantiknya aku besok saat berdiri di depan para juri Indonesian Idol. Dengan mata berbinar, aku naik ke tempat tidur untuk menyiapkan tenaga buat audisi besok. Aku memaksa memejamkan mata dengan ligat. Berharap esok suasana tidak begitu penat.
***
Sinar matahari pagi berloncatan dari celah deretan kaco nako yang terbuka sempurna seolah saling berebut tempat untuk masuk dalam ruangan yang ada dibaliknya. Terus berusaha mengenai selapis tirai katun merah tua yang lusuh menjuntai hingga lantai ruangan. Begitupun semilir angin yang berhembus seolah ingin menemani tidurku. Menerbangkan semua angan ku hingga menembus langit. Tapi segera saja kubangunkan lamunanku karena ada hal lain yang menungguku.                                                          
Demi mendapatkan nomor antrian pertama aku rela bangun subuh-subuh. Hal yang tak pernah aku lakukan sebelumnya. Tapi ternyata usahaku tak begitu membuahkan hasil karena sesampainya aku di tempat audisi, antrian sudah panjang membuntut kebelakang. Suguhan awal yang sungguh membuatku lemas tak karuan. Dengan langkah gontai, aku tetap ikut antri dengan sinar. Kulirik orang-orang disekelilingku, seketika saja aku merasa mati gaya karena peserta yang lain berpenampilan modis sekali. Tapi kucoba untuk tidak minder demi panggung akbar Indonesian Idol. Demi impian lama ku menjadi bintang.
***
“Ok, silahkan! Mau nyanyi apa?”, Titi Dj bicara kearahku. Setelah antri selama 9 jam,  akhirnya tiba juga giliranku. Tanpa ba.bi.bu, aku langsung  menyanyikan lagu “Semua Karna Cinta”, lagu yang dipopulerkan oleh Joy Tobing yang menjadi juara 1 Indonesian Idol, sambil berharap kalau-kalau lagu itu membawa hoki untuk diri ini.
“Hari ini adalah lembaran baru bagiku. Kudisini karna kau yang memilihku. Tak pernah ku ragu akan cintamu. Inilah diriku dengan melodi untukmu…….. “Ok cukup! Sexy voice, potong Indra Lesmana. “Suara kamu spektekuler! Saya suka suara kamu. Bening”, Anang memberi komentar dengan gaya dan tipe suara yang khas. “Gaya kamu juga asyik. Gak terlalu maksa”, Ujar Indi Barends. “This is great comment”, gumamku dalam hati. “Sampai ketemu di Jakarta!”, seru Titi Dj sambil tersenyum sumringah padaku. Saking senangnya, aku keluar dengan membawa tiket emas yang kugenggam erat dibalik jari-jariku. .Dengan senyum lebar aku membatin, “Jakarta I’m Coming! Wait me Jakarta”.
Singkat cerita aku tiba di audisi selanjutnya. Masa karantina membuatku mendapat banyak pengalaman. Memupuk rasa percaya diri untuk tampil di depan seluruh penonton. Bernyanyi tanpa pikir tapi dari hati. Semua ini kudapati disini. Aku merasa ambisius untuk mendapatkan dan memberi yang terbaik.
Peserta berikutnya adalah seorang pelajar dari kota Medan, Siapa dia?”, teriak host kondang dengan tampang memikat, Daniel Mananta. “Tika, Tika, Tika”, pekik riuh para penonton didepan panggung yang begitu hiruk pikuk.Ya, inilah dia Tika dengan lagu “Jadi Ratu Sejagat Semalam”, sambut host yang juga idolaku ini. Aku pun mulai bernyanyi. Tidak nervous. Aku bernyanyi dengan tulus. Setelah selesai benyanyi, para juri pun dipersilahkan mengomentari penampilan yang menurutku memukau dan pantas diacungkan jempol. “Kamu sangat baik menyanyikan lagu ini. Saya sangat terhibur dengan caramu bernyanyi, puji Anang kepadaku. “Saya setuju dengan Anang. Semuanya pas, seru Titi Dj. Gaya kamu keren! Seperti bintang yang sesungguhnya, seru Indy Barends dengan genit. Tapi maaf, saya tak suka suaramu kali ini. Agak fals dibeberapa nada yang saya dengar”,  komentar Indra Lesmana. Tentu saja hatiku sontak berbunga-bunga mendengar semua ucapan-ucapan tersebut. Tapi aku sempat kesal juga tuh sama Indra. Soalnya dia sendiri yang gak muji aku. Walau sanggahan Indra Lesmana ini yang sedikit kontra dengan juri lain. Tapi tidak membuatku down. Aku tetap menampilkan wajah berseri-seri.
Setelah para komentator selesai mengomentariku, aku kembali ke belakang panggung. Aku mulai dag dig dug banget, soalnya ini malam puncak dan merupakan malam final. Ada rasa takut dan nervous menghantuiku. Tapi aku mencoba menenangkan diriku. Kuraih botol minum biru yang selalu menemani kegiatanku.
Selanjutnya Beni. Rivalku yang satu ini adalah penyanyi yang multitalented. Dia sudah woro-wiri di dunia tarik suara, seperti lomba bintang radio, bernyanyi dari panggung ke panggung dan cafe ke cafe atau apalah itu. Apalagi dengan ketampanannya yang tak jarang mengalihkan dunia penonton dari yang muda hingga yang tua. Masyarakat Indonesia bisa saja tersihir dan memilihnya melalui polling sms. Sementara aku hanyalah seorang gadis yang tak punya pengalaman apa-apa. Bermodalkan tekat kuat dan nekat berangkat untuk itikad baik yaitu tak muluk-muluk yaitu meraih kemenangan.
                                                               ***
“Polling sms ditutup. Inilah saatnya kita mengetahui siapa The next Indonesian Idol Imdonesia tahun ini, seru mc memanasi suasana panggung yang sudah hampir mendidih ini. Dan Indonesia memilih. Indonesia telah memilih. “Pemenangnya ada di kertas yang saya akan buka ini”, teriak MC dengan lantang. “The next Indonesian Idol is...... Tika”, baca MC menegaskan. Aku terkejut bukan kepalang. Aku terperangkap dalam rasa tidak percaya. Aku terpelongo bingung memandang ke arah piala yang sudah ada dipojok panggung. Yang akan dibawa oleh beberapa model yang tak kalah cantik dariku. Tetiba aku tak mendengar tepukan penonton dan tak ada suara penonton terdengar sama sekali. Hanya ada senyap sunyi. Tiba-tiba bahuku ditepuk. Tika, Tika, Tika bangun ini sudah pukul 6, Ibuku membangunkanku. Aku pun terbangun linglung. Dan ternyata aku sudah berada di lantai kamarku. Tak ada penonton. Tak ada juri. Tak ada MC. Tak ada kemerlapan lampu. Tak ada tata panggung yang indah. Aku masih merasakan kebingungan. Merasa keanehan menyelimuti. Ternyata itu semua hanya mimpi. Mimpi yang sangat membuatku seolah terbang kelapisan langit ketujuh.  Dan aku hanya menjadi Bintang Semalam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar